KESUKUBANGSAAN
DAN INTEGRASI NASIONAL
A.
KESUKUBANGSAAN DI INDONESIA
Indonesia merupakan negara yang majemuk yang
terdiri dari beragam suku bangsa. Tidak ada yang tahu jumlah pasti seluruh suku
bangsa di Indonesia, namun menurut survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik
ada sekitar 1.128 jumlah suku bangsa yang ada di Indonesia.
Keberagaman suku bangsa di Indonesia tentu
tidak terjadi secara tiba-tiba. Perbedaan suku bangsa itu diperoleh dari fakta
sejarah yang mencatat bahwa dulu masing-masing suku bangsa berada dalam kuasa kerajaan-kerajaan
dalam jumlah banyak. Faktor lain yang mempengaruhi beragamnya
suku bangsa di Indonesia diantaranya adalah letak astronomis maupun geografis, banyaknya pulau yang terpisahkan lautan, keragaman bahasa maupun
budaya, latar belakang sejarah perjuangan bangsa, lingkaran hukum adat,
serta kekerabatan dan perbedaan agama.
B.
INTEGRASI NASIONAL
Proses integrasi tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan suatu proses
yang panjang dalam waktu yang cukup lama Bangsa Indonesia adalah suatu bangsa
yang mengalami proses panjang dalam melakukan integrasi nasional. Dan integrasi
nasional bangsa Indonesia akan terus menerus diuji.
Howard Wriggins menyatakan bahwa integrasi merupakan penyatuan
bagian-bagian yang berbeda-beda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan
yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak
jumlahnya menjadi satu bangsa.
Keberagaman Indonesia termaktub dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Buku
Sutasoma karangan Mpu Tantular masa Raja Hayam Wuruk di majapahit). Ide pokok
integrasi nasional adalah memaksimalkan persamaan dan meminimalkan perbedaan
dalam pendayagunaan potensi, pemenuhan aspirasi, dan penanggulangan setiap
masalah kebangsaan
Aspek integrasi nasional
·
Kesadaran pentingnya memelihara eksistensi
bangsa dari segala bentuk ancaman
·
Kemampuan sistem politik nasional dalam
mengakomodasikan aspirasi masyarakat
·
Kemampuan desentralisasi pemerintah sebagai
salah satu faktor untuk memperbesar kesadaran, kreativitas, dan kontribusi
masyarakat sebagai salah satu pilar utama integrasi nasional.
Tahapan
integrasi nasional
-
Tahap Akomodasi
Proses penyesuaian diri
atau kerjasama individu atau kelompok dalam bidang-bidang terbatas untuk
menghindari dan meredakan interaksi ketegangan dan konflik
-
Tahap Kooperasi
Perkembangan reaksi-reaksi yang sama terhadap berbagai peristiwa yang
dihadapi masyarakat. Tahap ini tercapai setelah adanya kerjasama antar kelompok
berjalan lancar
-
Tahap Koordinasi
Situasi individu atau
kelompok yang bersedia mengharapkan kerjasama dalam bidang cukup luas, sehingga
diperlukan pembagian kerja dan koordinasi. Dalam taraf ini prasangka-prasangka
mulai hilang & mencapai solidaritas
-
Tahap Asimilasi
Merupakan situasi tercapainya kesamaan selera, gaya
hidup, bahasa, nilai-nilai, norma-norma, kepentingan dan tanngung jawab
C.
KESUKUBANGSAAN DAN INTEGRASI NASIONAL
Koentjaraningrat (1982: 345) mengemukakan
usaha untuk mempersatukan penduduk Indonesia yang majemuk paling sedikit
menyangkut empat masalah yang masing-masing mempunyai dasar serta lokasi
berbeda dan karena itu memerlukan kebijaksanaan yang berbeda pula. Keempat
masalah tersebut adalah: 1) masalah mempersatukan aneka warna suku bangsa, 2)
masalah hubungan antar umat beragama, 3) masalah hubungan mayoritas-minoritas,
4) masalah integrasi kebudayaan Papua dengan kebudayaan Indonesia lainnya.
Lebih jauh Koentjaraningrat (1995: 384)
menegaskan adanya lima masalah sumber konflik antar suku bangsa atau
golongan-golongan yang pada umumnya dapat dijumpai di negara-negar sedang
berkembang, termasuk Indonesia. Kelima macam sumber konflik tersebut adalah:
1.) Konflik bisa terjadi apabila dari dua suku bangsa masing-masing bersaing
dalam hal mendapatkan lapangan mata pencaharian hidup yang sama.
2.) Konflik juga bisa terjadi apabila dari satu suku bangsa mencoba memaksakan
unsur-unsur dari kebudayaannya kepada warga dari suatu suku bangsa lain.
3.) Konflik yang sama pada dasarnya, tetapi lebih fanatik dalam wujudnya,
biasanya terjadi apabila warga dari satu suku bangsa mencoba memaksakan
konsep-konsep agamanya terhadap warga dari suku bangsa lain yang berbeda agama.
4.) Konflik akan terjadi kalau satu suku bangsa berusaha mendominasi suatu suku
bangsa lain secara politis.
5.) Potensi konflik terpendam dalam hubungan antara suku-suku bangsa yang telah
bermusuhan secara adat.
Menciptakan tatanan masyarakat Indonesia yang
multikultur tentu tidak mudah. Paling tidak, dibutuhkan beberapa konsep yang
mendukung demi terwujudnya tantangan multikultur yang berpihak pada konsep yang
kuat dan tidak mudah terombang-ambing oleh kondisi lingkungan.
Bagi masyarakat Indonesia yang telah melewati
reformasi, konsep masyarakat multikultural bukan hanya sebuah wacana atau
sesuatu yang dibayangkan. Tetapi, konsep ini adalah sebuah ideologi yang harus
diperjuangkan, karena dibutuhkan sebagai landasan bagi tegaknya demokrasi, HAM,
dan kesejahteraan masyarakat.
Kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebuah realitas sosial,
dan integrasi nasional adalah substansi utamanya. Dalam konteks pluralitas
masyarakat Indonesia, konsep integrasi nasional Indonesia, hendaknya diartikan
bukan sebagai benda akan tetapi harus diartikan sebagai semangat untuk
melakukan penyatuan terhadap unsur-unsur dan potensi masyarakat Indonesia yang
beraneka-ragam. Integrasi nasional harus dimaknai sebagai sebuah spirit bangsa
untuk memandang kehidupan yang serba majemuk itu sebagai semangat untuk
bersatu. Integrasi nasional adalah kata kunci untuk membangun dan membina
serta mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang hidup dalam
alam kemajemukan masyarakat dan budayanya.
Daftar pustaka
Mahfud, Choirul. 2011. Pendidikan Multikultural.
Yogykarta: Pustaka
Pelajar
Pratiwi, Poerwanti Hadi. 2012.
Integrasi Nasional. Diunggah dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Poerwanti%20Hadi%20Pratiwi,%20S.Pd.,%20M.Si./2-PIN-Konsep%20Integrasi%20Nasional.pdf.
Kamis/20/09/2012.
0 komentar:
Posting Komentar