PERANAN OBYEK WISATA TERHADAP
PERKEMBANGAN PARIWISATA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Obyek wisata adalah sebuah tempat
rekreasi atau tempat berwisata. Obyek wisata dapat berupa obyek alam seperti
gunung, danau, sungai, pantai, laut. Sedangkan yang berupa obyek wisata
bangunan seperti museum, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain.
Yogyakarta adalah tempat wisata yang
tidak asing lagi dimata orang ataupun di berbagai manca Negara. Disitu banyak
berbagai tempat-tempat obyek pariwisata yang sangat penting, bersejarah dan
mempunyai keunikan tersendiri dengan ciri khasnya masing-masing. Tempat-tempat
obyek pariwisata tersebut misalnya: Monumen Jogja Kembali (Monjali), Kraton
Yogyakarta, Malioboro, Tamansari, Gembira Loka, Pantai Parangtritis, Candi
Prambanan dan lain sebagainya. Dengan banyaknya obyek wisata di
Yogyakarta ini, maka akan sangat berpengaruh bagi perkembangan pariwisata di
Yogyakarta khususnya.
Beberapa Peranan Obyek Wisata
1. Sebagai
Industri Pariwisata
Hubungan periwisata dengan aspek
ekonomis, pariwisata dapat dikatakan sebagai industri pariwisata, sebab dala
obyek wisata memiliki hal terkait dengan sebuah industri diantaranya adanya
produk (berupa kepariwisataan), konsumen(wisatawan), produsen (pihak pengelola).
2.
Meningkatkan pendapatan daerah
Pariwisata merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam
ekonomi karena perkembangan pariwisata meningkatkan pendapatan daerah setempat.
3.
Penyedia lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar
4.
Memperkenalkan kebudayaan kepada para wisatawan.
Optimalisasi Pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta
Ø Optimalisasi
Pemasaran dan Kerjasama Pariwisata yang akan mendatangkan wisatawan ke Kota
Yogyakarta serta menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota wisata yang terkemuka.
Pemasaran pariwisata juga bertujuan untuk mengembalikan citra Yogyakarta
sebagai kota wisata yang aman dan berkesan untuk dikunjungi.
Ø Pengembangan
dan peningkatan kuantitas dan kualitas Wisata Minat Khusus sebagai alternatif
lain bagi wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta serta dapat menambah
daya tarik dan lama tinggal wisatawan di Kota Yogyakarta.
Ø Pengembangan
Kawasan Wisata beserta potensi yang ada di dalamnya sebagai obyek wisata
alternatif yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan.
Ø Peningkatan
kualitas dan kuantitas pelayanan industri pariwisata sebagai fasilitas yang
diberikan kepada wisatawan.
Ø Peningkatan kualitas dan kuantitas
atraksi seni tradisional, kontemporer, maupun modern baik secara regular maupun
incidental, khususnya kesenian yang dipentaskan di malam hari sehingga
menghidupkan malam-malam di Kota Yogyakarta.
Ø Memperbanyak
event-event wisata, seni dan budaya, ekspo, maupun konvensi berskala lokal,
regional, nasional, maupun internasional.
Ø Pengembangan
dan pembinaan kesenian dan kebudayaan berbasis masyarakat dan kewilayahan
sebagai penyangga utama kepariwisataan di Kota Yogyakarta.
Ø Pengembangan dan peningkatan
kuantitas serta kualitas fasilitas, sarana dan prasarana yang menunjang
keindahan dan kenyamanan Kota Yogyakarta.
Ø Peningkatan kesadaran
masyarakat dan seluruh stake holder terhadap persoalan kepariwisataan di Kota
Yogyakarta.
Ø Kemudahan
aksesbilitas bagi siapapun yang berkunjung ke Kota Yogyakarta.
Pariwisata Dan Pengaruhnya
Menurut Hari Hartono
(1974:45), peranan pariwisata dalam pembangunan negara pada garis
besarnya berintikan tiga segi, yaitu segi ekonomis (sumber devisa,
pajak-pajak), segi sosial (penciptaan lapangan pekerjaan), dan segi kebudayaan
(memperkenalkan kebudayaan kita kepada wisatawan-wisatawan asing).
Bagi negara-negara berkembang seperti
Indonesia,pembangunan dan pengembangan kepariwisataan membawa konsekuensi.
Konsekuensi itu adalah timbulnya dampak sosial budaya yang merugikan
kelestarian kebudayaan yang bersamngkutan (S.Budhisantoso, 1991/1992:27).
Sementara itu GBHN 1988 mengisyaratkan bahwa dalam pembangunan kepariwisataan
tetap dijaga terpeliharanya kepribadian bangsa dan kelestarian serta mutu
lingkungan hidup.
Timbulnya dampak sosial budaya pada dasarnya sebagai konsekuensi
dari pengembangan pariwisata itu dapat dilihat sebagai dampak yang positif dan
dampak yang negatif. Dampak positif merupakan keuntungan berkembangnya
pariwisata dan dampak negatif perlu ditelusuri sebagai kerugian yang timbul
akibat pengembangan pariwisata. Pada hakekatnya ada tiga bidang pokok yang kuat
dipengaruhi, yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan (I Nyoman Erawan. 1987:47).
1.
Dampak Positif
Dampak positif yang menguntungkan adalah dalam bidang
ekonomi. Adanya pariwisata mendatangkan pendapatan devisa negara dan
terciptanya kesempatan kerja yang berarti mengurangi jumlah pengangguran serta
adanya kemungkinan bagi masyarakat di daerah wisata untuk meningkatkan
pendapatan dan standart hidup mereka (Emanuaal de Kadt, 1979:11). Hal ini
diperkuat oleh David C Mc. Cleland yang mengatakan bahwa pariwisata mampu
memberikan kesempatan kerja dan pekerjaan yang timbul tidak memerlukan
pendidikan dan ketrampilan (I Nyoman Erawan, 1987: 47).
Dampak positif yang lain dengan
adanya pariwisata ini adalah perkembangan atau kemajuan kebudayaan, terutama
pada unsur budaya teknologi dan sistem pengetahuan. Kemajuan teknologi yang
dibarengi dengan tingkat pengetahuan yang maju pula akan membawa masyarakat
penerima wisatawan mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan jaman atau
modernisasi. Walau di satu pihak kehadiran pariwisata ini akan menimbulkan
dampak negatif terhadap kebudayaan. Untuk itu perlu kita waspadai (R.M
Soedarsono, 1991:3).
2.
Dampak negatif
Dampak negatif yang merupakan kerugian tampak menonjol
dalam bidang sosial, yaitu pada gaya hidup masyarakat di daerah penerima
wisatawan. Gaya hidup masyarakat ini tampak pada perubahan sikap, tingkah laku,
perilaku karena kontak langsung dengan para wisatawan yang berasal dari budaya
yang berbeda. Gaya hidup wisatawan asing diperhatikan oleh warga masyarakat dan
ditiru begitu saja.
Dalam bidang kebudayaan terjadi komersialisasi
budaya. Tempat suci atau ziarah diangkat dijadikan obyek wisata, tari-tarian
sakral, dan adat istiadat diangkat dari lingkungan yang normal dipergelarkan
untuk memuaskan kebutuhan para wisatawan. Kemudian dalam bidang lingkungan
hidup terjadi pengrusakan. Penebangan pohon untuk digunakan tempat pembangunan
hotel-hotel (Marcel Beding, 1990: 32).
Dampak Pariwisata terhadap Kesenian
Kesenian,
khususnya pertunjukan seni tari,dalam melayani kebutuhan wisata itu melahirkan
pertunjukan-pertujukan singkat tapi padat serta penuh variasi. Bentuk penyajian
seni untuk wisatawan lebih merupakan reproduksi dalam bentuk kecila atau mini
(R.M soedarsono. 1986: 5). Tampaknya dalam pengembanagan pariwisata di daerah
Yogyakarta terhadap kesenian, khususnya seni pertunjukan melahirkan seni
kemasan. Lagi pula kota lebih bersifat dinamis. Ini tidak ada pada masyarakat
desa. Bila tidak diperhatikan ketimpangan ini akan memunculkan semacam
kecemburuan sosial. karena itu perlu perencanaan upaya meratakan rejeki
pariwisata sampai ke daerah pedesaan. Caranya menggunakan desa-desa sebagai
obyek wisata dan mengarahkan agar para wisatawan mancanegara dapat masuk ke
sana (Hasbullah Asyori, 1992).
Dampak Pariwisata terhadap Teknologi
Dalam
kebudayaan manusia, teknologi merupakan salah satu di antara ketujuh unsur
kebudayaan pakaian atau busana. Datangnya wisatawan asing disatu pihak
menguntungkan daerah yaitu bila dihitung untuk pemasukan pendapatan daerah,
tetapi disatu pihak yang lain menimbulkan dampak perubahan cara berpakaian
kebudayaan manusia itu sendiri, unsur teknologi ini merupakan indikator yang
kuat. Sementara itu, J.W Schoorl (1980:8) mengatakan bahwa dasar teknologi itu
membuka kemungkinan untuk bermacam-macam perkembangan kebudayaan meskipun dalam
batas-batas yang ditentukan oleh teknologi itu. Unsur budaya teknologi
merupakan tolok ukur untuk menyatakan suatu kebudayaan suku bangsa atau bangsa
itu maju. Kemajuan kebudayaan itu sendiri menunjukkan perkembangan dari suatu
masyarakat. Ini hanya dapat terjadi karena proses sentuhan diantara dua budaya
yang saling mempengaruhi, yang terjadi karena berlangsungnya kontak antara
bangsa yang berbeda budaya.
Selain pakaian atau busana dan cara
berpakaian, berkembangnya pariwisata terutama di Yogyakarta juga membawa dampak
penggunaan peralatan atau perlengkapan hidup walaupun terbatas pada
kelompok-kelompok sosial tertentu. Dampak pengembangan pariwisata di daerah
Yogyakarta yang bersifat alih fungsi teknologi itu misalnya pada
bangunan-bangunan tempat tinggal dan juga tampak pada alat transportasi.
Dampak Pariwisata terhadap Perilaku
Masyarakat
Dampak
pengembangan pariwisata juga berpengaruh pada perilaku masyarakat, terutama
masyarakat disekitar obyek wisata. Misalnya kita lihat pada masyarakat
Prawirotaman yang sepanjang jalan Prawirotaman ini adalah penginapan atau guest
house yang tamunya adalah wisatawan mancanegara. Sedikit banyak, karena
berhubungan langsung, maka diantara individu warga masyarakat itu akan
berperilaku yang kadang menyimpang dari norma-norma sosial yang berlaku.
Dampak Pariwisata terhadap Kehidupan
Beragama
Dampak perkembangan pariwisata di
daerah Yogyakarta terhadap kehidupan beragama tidak tampak. Dalam
kepariwisataan yang pada umumnya objeknya adat-istiadat atau upacara-upacara
adat. Di Yogyakarta anatara kepentingan agama dan adat istiadat itu terpisah.
Karena itulah perkembangan pariwisata tidak berpengaruh terhadap kehidupan
beragama.
Berdasarkan pembahasan di atas, mengenai
dampak pariwisata dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan pariwisata di
Daerah Istimewa Yogyakarta membawa dampak terhadap kehidupan sosial budaya.
Diantara meningkatkan pendapatan daerah, sebagai lapangan pekerjaan bagi
penduduk sekitar, dan memperkenalkan kebudayaan kepada para wisatawan.
Sumber:
Gatut
Murniatmo.1993. Dampak Pengembangan
Pariwisata. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
I Gede
Pitana, dan Putu G.Gytri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.
0 komentar:
Posting Komentar