TEORI KELAS KARL MARX
Teori Kelas merupakan teori yang
berdasarkan pemikiran bahwa: “sejarah dari segala bentuk masyarakat dari dahulu
hingga sekarang adalah sejarah pertikaian anatara golongan”. Analisa Marx
mengemukakan bagaimana hubungan antar manusia terjadi dilihat dari hubungan
antara posisi masing-masing terhadap sarana-sarana Produksi, yaitu dilihat dari
usaha yang berbeda dalam memanfaatkan sumber-sumber daya yang langka.
Perbedaan atas sarana tidak selalu menjadi sebab
pertikaian antar golongan. Marx Beranggapan bahwa posisi didalam struktur yang
seperti ini selalu mendorong mereka untuk melakukan tindakan yang bertujuan
untuk memperbaiki nasib mereka. Marx beranggapan bahwa meskipun gejala-gejala
historis adalah hasil dari mempengaruhi berbagai komponen, namun pada analisa
terakhir hanya ada satu independent variable yaitu Faktor Ekonomi. Dan menurut
Marx sendiri, perkembangan-perkembangan politik, hukum filsafat, kesusasteraan
serta kesenian, semuanya tertopang pada faktor ekonomi.
Kelas sosial atau golongan sosial merujuk pada
stratifikasi (penggolongan) anatara insan atau kelompok manusia dalam
masyarakat atau budaya. Berdasarkan karakteristik stratifikasi sosial, dapat
ditemukan beberapa pembagian kelas atau golongan dalam masyarakat.
Kontribusi-kontribusi teoritis Marx dan Weber pada
studi-studi tentang penguasa dan yang dikuasai telah membangkitkan kontroversi
dan polemik yang dalam serta pengelompokkan intelektual dalam ilmu-ilmu sosial.
Kesulitan pertama yang langsung kita hadapi ketika
membahas mengenai kelas sosial dari pandangan Karl Marx adalah bahwa, meskipun
Marx sering berbicara tentang kelas – kelas sosial, ia tidak pernah
mendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah “kelas”. Seakan–akan arti kata
itu sudah jelas dengan sendirinya. Pada umumnya, mengikuti sebuah definisi
Lenin, kelas sosial dianggap sebagai golongan sosial dalam sebuah tatanan
masyarakat yang dtentukan oleh posisi tertentu dalam proses produksi.
Ada beberapa unsur dalam teori kelas Karl Marx yang
perlu diperhatikan.
1) Tampak betapa besarnya peran segi struktural
dibandingkan segi kesadaran dan moralitas. Pertentangan antar buruh dengan
majikan bersifat objektif karena berdasarkan kepentingan objektif yang
didasarkan kedudukan mereka masing-masing dalam proses produksi.
2) karena kepentingan kelas pemilik dengan kelas buruh
secara objektif bertentangan, mereka juga akan mengambil sikap dasar yang
berbeda terhadap perubahan sosial. Kelas pemilik, dan kelas-kelas atas pada
umumnya mesti bersikap konserfatif, sedangkan kelas buruh, dan kelas-kelas
bawah pada umumnya, akan besikap progresif dan revolusioner.
3) Dengan demikian menjadi jelas mengapa bagi Marx setiap
kemajuan dalam susunan masyarakat hanya dapat tercapai melalui revolusi. Begitu
kepentingan kelas bawah yang sudah lama ditindas mendapat angin, kekuasaan
kelas penindas mesti dilawan dan digulingkan. Apabila kelas bawah bertambah
kuat, kepentingannya pun akan mengalahkan kepentingan kelas atas, jadi akan
mengubah ketergantungan dari pada pemilik dan itu berarti membongkar kekuasaan
kelas atas.
Sementara asumsi yang berlaku di Amerika serikat,
yakni Pluralisme berpendapat bahwa beragam kepentingan dan dengan demikian
penyebaran kekuasaan yang luas mencirikan orde demokrasi. Terkadang pluralisme
membayangkan masyarakat tersususn dari kelompok-kelompok kekuasaan yang
berseteru, dan setiap kelompok menggunakan kekuasaan untuk memajukan
kepentingannya sendiri.
Asumsi-asumsi Pluralis juga berasal dari
perumusan-perumusan Gaetano Mosca dan Vilfredo pareto, yang mengamati
perbedaan-perbedaan antara kelas yag berkuasa dan yang dikuasai serta cenderung
mengidentifikasi adanya pengelompokan di dalam kelas penguasa, khususnya pada
masyarakat demokrasi. Mereka menekankan bahwa aturan disesuaikan dengan kepentingan,
bukan sekedar lewat kekuasaan, dan mereka juga merujuk pada sirkulasi kelompok
elit atau perubahan dalam keanggotaan kelompok elit yang terjadi setiap saat.
Tampak jelas bahwa para pendukung pluralisme
dipengaruhi oleh pemikiran Weber. Teori elit pluralis dari Mosca, Pareto, dan
Weber mencoba menyangkal konsepsi Marx tentang kelas penguasa. Pemikiran Marx
telah memepengaruhi satu kontraposisi, umumnya dikenal sebagai teori elit
penguasa, meskipun banyak pendukungnya tidak secara langsung menghubungkannya
dengan kerangka kerja Marx.
Tidak seperti Weber, yang menggunakan kelas sebagai
kategori penggambaran masyarakat kapitalis pada saat tertentu, Marx
menghubungkan kelas dengan basis material untuk menguji sumber-sumber perubahan
dalam masyarakat kapitalis. Dalam Communist Manifesto kelas-kelas
tersebut adalah kaum Borjuis, “kelas para kapitalis modern, pemilik
faktor-faktor produksi modern dan majikan dari pekerja upahan”, dan kaum
Proletar,”kelas para pekerja upahan modern yang karena tidak memiliki
faktor-faktor produksi sendiri, terdesak untuk menjual tenaga mereka demi
dapat bertahan hidup”
Di bawah kapitalisme, istilah borjuis telah
banyak digunakan sebagai ungkapan perkiraan setara untuk orang kelas atas. Kata ini juga berevolusi yang kemudian berarti pedagang dan
pengusaha, dan sampai abad ke-19 umumnya bersinonim dengan “kelas
menengah“, yaitu orang-orang yang
masuk dalam spektrum sosial
ekonomi yang luas antara bangsawan dan petani atau kaum proletar. Karena kekuatan dan kekayaan kaum bangsawan memudar di
paruh kedua abad ke-19, dan karena kelas pedagang dan kelas komersial menjadi dominan, kaum
borjuis muncul sebagai pengganti dari digulingkannya kaum bangsawan dan kelas
penguasa yang baru.
Satu pemahaman Marxis tentang Kapitalisme memerlukan
pengujian konflik antara kepentingan-kepentingan kedua kelas yang berlawanan.
Dalam Communist Manifesto, Marx secara garis besar menelusuri antagonisme
kelas: Kaum ningrat, kesatria-kesatria, rakyat jelata dan para budak dijaman
romawi kuno; para bangsawan feodal , pemilik-pemilik tanah, para ahli
pertukangan, para pengelana, para pekerja magang, para penggarap ladang di abad
pertengahan; serta kau borjuis dan kaum proletar dibawah kapitalisme borjuis
modern.
Munculnya kesadaran Kelas dan Perjuangan Kelas
Satu faktor penting adalah semakin terpusatnya kaum
buruh proletar dalam daerah-daerah Industri dikota. Karena mereka bekerja
bersama-sama dalam kondisi yang kurang manusiawi dalam pabrik dan hidup
berdampingan satu sama lain sebagai tetangga dikota, kaum proletar semakin
sadar akan penderitaan bersama dan kemelaratan ekonominya. Terpusatnya mereka
pada suatu tempat memungkinkan terbentuknya jarigan komunikasi dan menghasilkan
kesadaran bersama.
Dengan memperhatikan bahwa kelas adalah sebuah kosep
yang ditentukan secara ekonomi, Weber mengusulkan bahwa kelompok-kelompok
status juga mempengaruhi distribusi kekuasaan dalam suatu komunitas, namun
defenisinya membedakan kelas darikelompok status.
Seluruh kelompok status berada dalam cakupan tertentu
dari apa yang didefenisikan Weber sebagai kelas-kelas ekonomi. Setiap kelas
terdiri dari banyak kelompok status sehungga dimungkinkan untuk membicarakan
stratifikasi kelompok-kelompok status dalam sebuah kelas, yang secara hirarkis
peringkatnya disesuaikan dengan keuntungan relatif pasar.
Hubungan Ekonomi Dan Struktur Kelas
Kemampuan
manusia untuk memenuhi berbagai kebutuhannya tergantung pada terlibatnya mereka
di dalam hubungan hubungan social dengan orang lain untuk mengubah lingkungan
materil melalui kegiatan produktifnya. Hubungan-hubungan sosial yang elementer
ini membentuk infrastruktur ekonomi masyarakat. Pemilikan atau kontrol yang
berbeda atas alat produksi, yang ditekankan oleh Marx jauh lebih keras daripada
perbedaan biologis, merupakan dasar pokok untuk pembentukan kelas-kelas sosial
yang berbeda. Pemilikan atau kontrol atas alat produksi merupakan dasar utama
kelas-kelas sosial dalam semua tipe-tipe masyarakat, dari masyarakat yang
dibedakan menurut kelas yang paling awal yang muncul dari komunisme suku bangsa
primitive sampai kekapitalisme modern.
Kepentingan Kelas Objektif Dan Kesadaran Kelas
Subjektif
Yang
berhubungan dengan pembedaan antara dimensi kelas subyektif dan obyektif adalah
perbedaan antara kepentingan kelas. Kesadaran kelas merupakan kesadaran
subyektif akan kepentingan kelas yang obyektif yang mereka miliki bersama
orang-orang lain dalam posisi serupa dalam sistem produksi.
0 komentar:
Posting Komentar